Yang Selalu Mampir Pukul Satu Pagi

Opera Aksara

Sepasang mata dan bibir terkatup dalam lelap tidurmu ialah puisi yang selalu kubaca sebanyak keraguanmu akan kata-kataku yang terlanjur tumpah tentang usaha menjadi baik-baik saja.

Sementara hangat yang diam-diam kuhantarkan lewat peluk yang kucuri dari punggungmu selalu melahirkan pertanyaan yang sama; mengapa kita tak pernah lagi sama?

Kemudian pagi selalu menjadi perkara yang tak dapat ditunda, yang menerbitkan matahari di keningmu–penerang jalan menuju pulangmu yang tak sanggup kucegah sebab aku tak pernah terlahir sebagai rumah.

Terima kasih sudah mampir.

(2014)

View original post

Leave a comment